Namun ternyata dari hasil penelitian kami menemukan kalau pelet sampah yang kita hasilkan sangat bermanfaat untuk masyarakat. Karena masyarakat di sini masih memakai kayu bakar atau minyak tanah saja. Minyak tanah mahal, sedang asap kayu bakar berbahaya. Sehingga kami uji coba dan ternyata pelet itu bisa dipakai untuk memasak.
Banyak limbah hasil alam dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik, bahkan kotoran hewan ternak juga kini bisa jadi alternatif energi terbarukan. Salah satunya adalah kotoran sapi yang dapat dijadikan sebagai pengganti kompor bahan bakar minyak atau populer dikenal dengan biogas. Biogas bisa menjadi alternatif pengganti energi dari fosil seperti gas alam dan minyak bumi yang tidak dapat diperbarui dan terbatas. Kompor biogas kotoran sapi juga dinilai ramah lingkungan karena dalam prosesnya. Penggunaan produk tersebut dapat mengurangi faktor yang merusak lingkungan. Lebih lanjut, mengapa kompor biogas kotoran sapi ramah lingkungan? Simak penjelasannya di bawah ini. Apa Itu Biogas? Sebelum memahami alasan mengapa kompor biogas kotoran sapi ramah lingkungan, kita perlu mengetahui lebih dahulu tentang konsep dasar dari biogas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI daring, biogas adalah gas yang terbuat dari kotoran ternak. Secara umum, biogas termasuk salah satu jenis energi alternatif yang tidak menggunakan bahan dari fosil. Dalam prosesnya, biogas diperoleh dari aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik yang dapat didaur ulang. Energi alternatif ini umumnya dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti gas Elpiji, pembangkit listrik, dan bahan bakar kendaraan. Karena termasuk alternatif energi terbarukan dan tidak berasal dari fosil, biogas dianggap mampu menjaga ketersediaan energi bagi masyarakat. Proses Mengubah Kotoran Sapi Menjadi Biogas Proses pembuatan biogas dari kotoran sapi dimulai dari penguraian yang dilakukan di ruang bawah tanah atau lubang tertutup. Untuk membuat biogas, kotoran sapi dimasukkan ke dalam lubang atau ruang di bawah tanah hingga kemudian akan terurai. Proses tersebut merupakan metode pengolahan dan pemanfaatan kotoran ternak atau limbah organik yang disebut biodigester. Setelah mengalami penguraian yang dibantu oleh bakteri atau dikenal sebagai proses dekomposisi, kotoran sapi akan menghasilkan gas metana. Gas metana itulah yang dapat digunakan sebagai salah satu sumber alternatif energi panas untuk bahan bakar kendaraan hingga pengganti gas Elpiji. Mengapa Kompor Biogas Kotoran Sapi Ramah Lingkungan? 1. Tidak Mencemari Lingkungan dan Berasal dari Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbarui Gas metana CH4 yang dihasilkan dari kotoran sapi dapat menjadi salah satu penyebab pemanasan global lebih besar dibandingkan gas karbon dioksida C02 jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, lewat proses biodigester, kotoran sapi diubah menjadi energi lebih ramah lingkungan dan dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif. Pemanfaatan dan proses pengolahan tepat guna dapat membuat kotoran sapi tidak mencemari lingkungan karena merupakan sumber energi yang dapat diperbarui. 2. Mengurangi Polusi Udara Sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, kompor biogas kotoran sapi dapat menghasilkan api biru bersih dan tidak menimbulkan asap dibandingkan minyak tanah atau kayu pakar. Secara langsung, kompor biogas kotoran sapi dapat membantu mengurangi polusi udara yang dihasilkan dari asap pembakaran seperti pada bahan bakar minyak. 3. Merupakan Hasil Daur Ulang dari Limbah Kotoran Sapi Kotoran sapi termasuk limbah organik yang masih dapat didaur ulang dan dikelola dengan tepat guna, salah satunya sebagai sumber energi alternatif kompor biogas. Sementara limbah dari proses pembuatan biogas dapat digunakan sebagai pupuk yang bermanfaat bagi perkembangan tumbuhan maupun kesuburan tanah. Nah, itulah seputar informasi terkait mengapa kompor biogas kotoran sapi ramah lingkungan yang perlu kamu ketahui. Di Indonesia, pengembangan biogas masih belum maksimal dan masih banyak hal yang perlu dibenahi. Meski begitu, biogas rumah tangga di Indonesia setidaknya telah mencapai sekitar 47 ribu unit dengan menghasilkan biogas sebanyak m3/hari atau sekitar 26,72 juta m3/tahun. Jika kamu tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang pengelolaan biogas yang tak hanya berasal dari kotoran sapi tetapi limbah organik lain, kamu bisa membaca buku Biogas Fermentasi Limbah Peternakan. Buku ini akan memberikanmu pemahaman terhadap proses pengelolaan limbah organik menjadi biogas dan pupuk organik. Selain itu, buku yang ditulis oleh Ahmad Wahyudi dan Listiari Hendraningsih ini juga akan membahas tentang bagaimana penggunaan reaktor biogas dalam sistem usaha peternakan terpadu dapat menghemat pemakaian pupuk hingga meningkatkan kesehatan masyarakat. Buku Biogas Fermentasi Limbah Peternakan dapat menjadi alternatif bacaan yang berguna dalam pengembangan pengelolaan biogas agar bisa digunakan secara maksimal sebagai salah satu energi ramah lingkungan. Untuk menambah khazanah keilmuan, terutama bagi kamu yang tertarik dalam mengembangkan pemanfaatan limbah ternak, buku ini akan sangat berguna. Dapatkan buku Biogas Fermentasi Limbah Peternakan secara online melalui Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya. Promo Diskon
Translationsin context of "SANGAT BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT" in indonesian-english. HERE are many translated example sentences containing "SANGAT BERMANFAAT BAGI MASYARAKAT" - indonesian-english translations and search engine for indonesian translations.
ArticlePDF AvailableAbstractPengabdian Kepada Masyarakat untuk tahap ketiga ini merupakan sosialisasi pemasangan alat untuk pembuatan biogas dari tanaman untuk menghidupkan kompor. Sosialisasi kepada masyarakat, khususnya kepada para ibu penggerak kader pedesaan dan anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga PKK, karena daerah tersebut tergolong kurang mendapat informasi tentang pemanfaatan limbah tanaman untuk menjadi biogas. Tujuan dari sosialisasi ini adalah agar masyarakat setempat dapat memanfaatkan limbah tanaman dalam pembuatan biogas, karena minyak maupun gas yang dibeli dari Pertamina dengan harga yang semakin mahal, membuat masyarakat di daerah tersebut berkeinginan mengetahui cara mengupayakan energi alternatif yang berasal dari limbah tanaman. Peserta sosialisasi sangat antusias untuk membuktikan bahwa alat biogas yang telah disosialisasikan selama ini dapat dimanfaatkan untuk membuat gas metana CH4 dari limbah tanaman. Pembusukan limbah tanaman dapat menghasilkan gas metana CH4 yang dapat digunakan untuk menghidupkan kompor gas untuk kebutuhan rumah tangga, sehingga diharapkan dapat berfungsi maksimal menggantikan bahan bakar kompor gas yang digunakan selama ini, baik dengan bahan bakar minyak maupun gas yang berasal dari energi fosil. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAN INSTALASI ALAT UNTUK MENGKONVERSI LIMBAH TANAMAN MENJADIe-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR KOMPOR GAS DENGAN CARA SEDERHANAVolume 2 No. 1, Maret 2020 Sitaresmi, Fathaddin, Widiatni, Ridaliani, Mega12Sejarah ArtikelDiterimaJanuari 2020RevisiFebruari 2020DisetujuiMaret 2020Terbit OnlineMaret 2020*Penulis Korespondenrsitaresmi DAN INSTALASI ALAT UNTUKMENGKONVERSI LIMBAH TANAMAN MENJADIBIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR KOMPOR GASDENGAN CARA SEDERHANASOCIALIZATION AND INSTALLATION OFEQUIPMENTS TO CONVERT PLANT WASTES INTOBIOGAS AS GAS STOVE FUEL WITH SIMPLE WAYRatnayu Sitaresmi1*, Fathaddin1, HarinWidiatni2, Onnie Ridaliani2, Lia Mega11Prodi Magister Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Kebumian danEnergi, Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa Jakarta 11440, Indonesia,2Prodi Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi,Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa Jakarta 11440, Indonesia,AbstrakPengabdian Kepada Masyarakat untuk tahap ketiga ini merupakan sosialisasipemasangan alat untuk pembuatan biogas dari tanaman untuk menghidupkankompor. Sosialisasi kepada masyarakat, khususnya kepada para ibu penggerak kaderpedesaan dan anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga PKK, karena daerahtersebut tergolong kurang mendapat informasi tentang pemanfaatan limbah tanamanuntuk menjadi biogas. Tujuan dari sosialisasi ini adalah agar masyarakat setempatdapat memanfaatkan limbah tanaman dalam pembuatan biogas, karena minyakmaupun gas yang dibeli dari Pertamina dengan harga yang semakin mahal, membuatmasyarakat di daerah tersebut berkeinginan mengetahui cara mengupayakan energialternatif yang berasal dari limbah tanaman. Peserta sosialisasi sangat antusias untukmembuktikan bahwa alat biogas yang telah disosialisasikan selama ini dapatdimanfaatkan untuk membuat gas metana CH4 dari limbah tanaman. Pembusukanlimbah tanaman dapat menghasilkan gas metana CH4 yang dapat digunakan untukmenghidupkan kompor gas untuk kebutuhan rumah tangga, sehingga diharapkandapat berfungsi maksimal menggantikan bahan bakar kompor gas yang digunakanselama ini, baik dengan bahan bakar minyak maupun gas yang berasal dari Kuncibiogaskompor gaslimbah tanamanmasyarakat setempatpemasangan alatKeywordsbiogasgas stoveplant wasteequipment installationlocal communityAbstractCommunity service includes installation of equipment to alter plants into biogas forfuel. Due to their lack of knowledge, this activity will be involving leaders andrepresentatives of Kadungmangu Village, Babakan Sentul and also the FamilyWelfare Movement society. The objective of this socialization is to educate the localcommunity on how to utilize waste into biogas. The increment of current oil and gasprices motivates them to figure out an alternative way to get cheaper fuel, in thiscase to light fire for gas stove. Therefore, participants are very interested to provethat the biogas can be used to make methane gas CH4 from plant of the plant wastes form methane gas that can be useful to light fire forgas stove. Hopefully, this socialization will benefit them, so that the plant waste canreally be an alternative to replace the conventional materials such as oil and gas. Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAN INSTALASI ALAT UNTUK MENGKONVERSI LIMBAH TANAMAN MENJADIe-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR KOMPOR GAS DENGAN CARA SEDERHANAVolume 2 No. 1, Maret 2020 Sitaresmi, Fathaddin, Widiatni, Ridaliani, Mega131. PENDAHULUANDalam rangka penyediaan energi alternatifuntuk kebutuhan rumah tangga dan usahakecil di pedesaan, oleh sebab itu perludilakukan sosialisasi tentang konversilimbah sampah rumah tangga dan tanamanmenjadi biogas. Wahyuni, 2011. KegiatanPKM ini telah dilaksanakan sebanyak 3x,dengan warga yang berbeda-beda. Latarbelakang dari kegiatan ini adanya keluhandari warga setempat akibat adanya sampahyang menumpuk. Lingkungan tersebut dekatdengan area pabrik dan banyak dihuni parapekerja yang indekos. Karena di daerahtersebut banyak sekali masyarakat yangmemiliki usaha penyewaan rumah indekos.Hal tersebut mengakibatkan limbah rumahtangga. Sehingga membuat lingkunganmenjadi kotor. Karena banyak limbahrumah tangga yang menumpuk dan tidakdikelola dengan baik. Untukmemusnahkannya membutuhkan biaya yangtidak sedikit. Limbah yang ada selama ini,menjadi beban tersendiri. Hal ini semakinlama menjadi salah satu permasalahan yangsangat serius. Seandainya limbah tersebutdiolah dan dimanfaatkan, diharapkan akanmengurangi biaya pembuangan itu masyarakat setempat akanmendapatkan keuntungan dari olahanlimbah sampah tersebut. Hal ini secara tidaklangsung akan meningkatkan kesejahteraanmasyarakat ibu anggota PKK, khususnyakader penggerak pedesaan diberikansosialisasi tentang pemasangan alat untukpengelolaan limbah menjadi dimulai dari penyiapan bahanbaku untuk pengelolaan limbah yang sebenarnya limbah tersebut dapatdiproses menjadi bahan bakar yang bergunabagi kepentingan masyarakat. Dengandemikian, kegiatan tersebut dapatmenjadikan lingkungan menjadi bersih dansehat, serta memiliki bahan baku yang cukupuntuk bahan bakar yang bermanfaat. Selainitu, kegunaan limbah tanaman yangpembuatan gas metana, yaitu untuk bahanpembuatan pupuk. Pupuk mengandungsenyawa organik yang dapat mengubahlimbah menjadi pupuk, yaitu senyawakarbon, kalium, fosfat maupun nitrogenHambali, 2007Penggunaan biogas sebagai bahanbakar, terutama untuk kebutuhan memasakdi daerah terpencil, dapat mengurangipenggunaan kayu bakar, sehinggapenebangan kayu di hutan dapat berkurangsehingga ekosistem dapat tetap terjaga.Wahyuni, 2011. Gas metana CH4 yangdihasilkan secara alami oleh limbah yangmenumpuk merupakan gas penyumbangterbesar kedua pada efek rumah kaca, setelahCO2Hambali, 2007.Gas Metana yang merupakankomponen utama gas alam juga termasukgas rumah kaca. Gas Metana merupakaninsulator yang efektif, mampu menangkappanas 20 kali lebih banyak biladibandingkan karbondioksida. Gas metanadilepaskan selama produksi dan transportasibatubara,gas alam, dan minyak bumi. Gasmetana juga dihasilkan dari pembusukanlimbah organik di tempat pembuangansampah landfill, bahkan dapat dikeluarkanoleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi,sebagai produk samping dari permulaan revolusi industri padapertengahan 1700-an, jumlah gas metana diatmosfer telah meningkat satu setengah kalilipat. Benny Purba, 2010. Sebaiknya CH4yang dihasilkan limbah tersebut digunakanuntuk bahan bakar kompor. Konversi limbahtanaman menjadi biogas diharapkan dapatmengurangi gas metana yang beterbanganliar di udara yang mengakibatkan polusi.Wahyuni,2011.Perbedaan biogas dengan minyak tanahatau kayu bakar adalah biogas akanmenghasilkan api biru yang bersih dan tidakmenghasilkan asap, sehingga lingkungankebersihan rumah tetap terjaga dan tidak Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAN INSTALASI ALAT UNTUK MENGKONVERSI LIMBAH TANAMAN MENJADIe-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR KOMPOR GAS DENGAN CARA SEDERHANAVolume 2 No. 1, Maret 2020 Sitaresmi, Fathaddin, Widiatni, Ridaliani, Mega14menimbulkan polusi yang dapatmenyebabkan gejala penyakit Gambar 1 terlihat perbedaan yangsangat signifikan dan jelas Marlina, 2007.Gambar 1. Perbedaan api dari KomporBiogas dengan api dari Kompor minyaktanah Marlina, 2010Identifikasi masalah yang dilakukan-Lingkup pemerintah daerah, sebagaiupaya untuk meningkatkan pendapatandaerah dan pengelolaan kesejahteraan, dapatmeningkatkan kesejahteraan masyarakatsetempat karena mengurangi beban biayapembuangan limbah dan sekaligusmengurangi biaya pengadaan bahanbakar, sehingga dengan adanyakeuntungan ganda tersebut dapatmenyejahterakan masyarakat baiklangsung maupun tak dari penulisan artikel ini adalahuntuk turut menanggulangi permasalahanlimbah yang sangat mengganggu kebersihandi lingkungan tersebut dan memberikanpengetahuan tentang cara sederahana untukmengkonversi limbah tanaman menjadibiogas yang dapat dimanfaatkan untukbahan bakar kompor gas. Hal ini secara tidaklangsung dapat berdampak terhadappeningkatan kesejahteraan tujuan dari sosialisasi ini adalahpara peserta mampu untuk melakukan hal-hal sebagai berikut-Mensosialisasikan dan memanfaatkanteknik pengelolaan limbah tanamansecara sederhana, yaitu memproseslimbah tanaman menjadi biogas yangdapat digunakan sebagai bahan bakarkompor dan mengetahui bagaimanamengelola limbah dengan baik danberguna bagi kepentingan peralatan yang digunakandalam pengelolaan limbah keberadaan berbagai gasyang dapat dimanfaatkan di arahan untuk lebihmengenal tentang banyaknya energialternatif dalam dunia cara pemasangan ataupembuatan alat untuk mengubah kegiatan ini berada di DaerahBogor, tepatnya di KelurahanKadungmangu,Babakan Madang, Sentul,Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa mencapai lokasi kegiatan, dapatmenempuh perjalanan selama 2 dua jammelalui Tol Jagorawi menuju ke arah kegatan berada di belakang kegiatan Pengabdian KepadaMasyarakat PKM yang dilakukanmeliputi- Persiapan surat-menyurat dengan pihaktokoh masyarakat, undangan dan suratkerja Survei lapangan terutama transportasimenuju ke Pembuatan alat Pembuatan slide sosialisasi METODEUntuk sosialisasi kepada masyarakatdilakukan dengan metode ceramah dan tanya Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAN INSTALASI ALAT UNTUK MENGKONVERSI LIMBAH TANAMAN MENJADIe-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR KOMPOR GAS DENGAN CARA SEDERHANAVolume 2 No. 1, Maret 2020 Sitaresmi, Fathaddin, Widiatni, Ridaliani, Mega15jawab, kemudian dilanjutkan dengandiskusi. Para peserta sangat antusias dalammengikuti kegiatan ini, dikarenakan olehkeinginan mereka untuk dapat memiliki alatbiogas yang dapat mengurangi merupakan gas yangdihasilkan dari proses pembusukan ataupenguraian bahan-bahan organik olehbakteri mikroorganisme Wahyuni, 2010.Komponen biogas antara lain sebagaiberikut ± 60% CH4metana, ± 38% CO2karbon dioksida, serta ± 2% N2, O2, H2, danH2S Hambali, 2007. Dalam skala besar,biogas dapat digunakan sebagai pembangkittenaga listrik, sehingga dapat dijadikansumber energi alternatif yang ramahlingkungan dan terbarukan. Wahyuni,2011 .Proses pembuatan biogas ini sudahlama disosialisasikan, namun ada beberapadesa yang belum pernah mendapatkaninformasi mengenai pembuatan biogas darilimbah tanaman atau kotoran hewan. Telahbanyak penelitian-penelitian dilakukanuntuk membuat atau menghasilkan energialternatif ini, sehingga manfaatnya dapatdirasakan oleh masyarakat, terutama dipedesaan yang jauh dari kota danmempunyai tingkat taraf hidup yang rendah.Wahyuni, 2013Limbah digolongkan menjadi 3 tigajenis, yaitu limbah anorganik, organik, dankhusus. Limbah organik berasal dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yangdiambil dari alam atau dihasilkan darikegiatan pertanian, perikanan, rumahtangga, industri atau kegiatan limbah organik adalah limbah dapur,sisa sayuran, dan daun-daunanWahyuni,2013.Pemanfaatan limbah sebagai bahanbaku pembuatan biogas memberikanberbagai manfaat, yaitu membantumengatasi masalah polusi limbah danmenjadi sumber energi yang mudahdidapatkan, murah, serta terbarukan untukmembantu penyediaan pupuk alam.Wahyuni, 2013Sumber energi Biogas yang utama,yaitu limbah kotoran hewan. Biogas dapatdisetarakan denganTabel 1. Konversi BiogasMarlina, Ekawati, 2010Bahan Bakar JumlahLPG 0,46 KgMinyak Tanah 0,62 LiterMinyak Solar 0,62 LiterBensin 0,80 LiterGas Kota 1,50 mKayu Bakar 3,5 KgBiogas didefinisikan sebagai gas yangdilepaskan jika bahan-bahan organik sepertikotoran hewan, kotoran manusia, jerami,sekam, dan daun - daun hasil sortiran sayurdifermentasi atau mengalami prosesmetanisasi. Biogas terdiri dari campuranmetana 50-75%, CO225-45%, sertasejumlah kecil H2, N2, dan H2S Hambali,2007. Daun yang sudah menjadi limbahmerupakan salah satu bahan yang dapatdimanfaatkan untuk menghasilkan biogas,dengan cara pembusukan. Apabila sudahmenjadi biogas maka energi tersebut dapatdikonversikan menjadi kalor, listrik prinsipnya, pemanfaatan limbahdaun ini adalah mengubah senyawa organikmenjadi gas metana. Namun, hal tersebutdapat dilakukan dengan proses yangsederhana, tetapi dengan hasil yang samadengan proses yang rumit. Hal tersebutsangat perlu disosialisasikan kepadamasyarakat pedesaan. Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAN INSTALASI ALAT UNTUK MENGKONVERSI LIMBAH TANAMAN MENJADIe-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR KOMPOR GAS DENGAN CARA SEDERHANAVolume 2 No. 1, Maret 2020 Sitaresmi, Fathaddin, Widiatni, Ridaliani, Mega16Langkah-Langkah proses pembuatanbiogas sederhana skala rumah tangga adalahsebagai berikuta. Perlengkapan yang termasuk pada unitbiodigester1. Reaktor biodigester tangki plastik2. Perlengkapan instalasi biogas, yangterdiri dari selang, manometer, klem,ball valve,water trap, gas pump, dangas holder3. Kompor gas4. Bak plastik5. Pemurni Methane MP 12706. Tiang penyangga dudukan gas holderb. Tindakan pencegahan1. Hindarkan terjadinya kerusakan yangdisebabkan karena kesalahan padapemakaian atau yang menyebabkanterjadinya kecelakaan pada Hindarkan penggunaan oleh personilyang bukan ahlinya atau personelyang belum Persiapan instalasi1. Mempersiapkan terlebih dahulu alatreaktor biogas, dengan merangkaipipa dan tangki plastik pada Gambar 2, dimana pipasedang 2. Pemasangan Alat Reaktor Biogas2. Periksa terlebih dahulu dan pastikantidak ada kebocoran pada instalasidari digester sampai gas Dudukan gas holder dipasang di atasagar terlindung dari gangguan Pada Gambar 3, terlihat rangkaiantelah siap untuk Tempatkan pada tempat terkena sinarmatahari langsung tapi tidak terkenaair hujan ada atap yang tembuscahaya matahari.6. Tempatkan pada ruang terbuka untukmemudahkan pemeriksaan,perawatan dan 3. Pemasangan alat reaktor biogastelah selesai dirangkai7. Tempatkan pada tempat yang dekatdengan sumber Gas holder ditempatkan di atas agarterhindar dari gangguan Cara penggunaan1. Pisahkan limbah organik sampah dapurdan non-organik. Sampah dapurdicampur air alami dari kolam, sungai,air hujan, sumur, hindarkan air berkaporitPDAM sebanyak ½ reaktor IBC Lakukan pencacahan sampah danmaterial secara bertahap dan masukkanke dalam reaktor manual melalui lubangpipa CO.3. Terdapat 2 dua cara pengisian, yaitu1 Melalui bak pencuci tipe sinkdengan grinder. Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAN INSTALASI ALAT UNTUK MENGKONVERSI LIMBAH TANAMAN MENJADIe-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR KOMPOR GAS DENGAN CARA SEDERHANAVolume 2 No. 1, Maret 2020 Sitaresmi, Fathaddin, Widiatni, Ridaliani, Mega172 Manual tanpa grinder, sehingga perludilakukan pencacahan secara manualdicincang menggunakan pisau ataugolok.4. Kemampuan memusnahkan setiap hari25 Kg sampah organik atau 50 liter bubursampah tercacah, dengan perbandingan11 antara sampah organik dengan Setelah material tercacah dimasukkan,digester, dilengkapi dengan mixerpengaduk manual pada bagian atasdigester, yang bertujuan untukpencampuran yang optimal bagi prosesfermentasi. Lakukan Untuk meningkatkan proses fermentasianaerobik pada digester, masukkanaktivator methana Green Phoskko dilakukan pada saat pengisianbubur organik di Cara menyiapkan aktivator campurkansatu pack aktivator sebanyak 250 gramdengan air yang dicampur denganmolasses tetes tebu sebanyak 5 tidak terdapat molasses, buatlarutan gula dengan cara mencampur 5liter air dengan 500 gram gula Untuk menampung hasil mL, disediakan satu tanki/bak Untuk menampung pupuk organik daridigester, disediakan penampung lumpurslurry yang terbuka/tertutup jeriken. meningkatkan mutu pupuk danmenekan timbulnya bau, berikanaktivator kompos green phoskko GP-1dan penggembur GP-2. kompor, buka terlebih duluvalve selang dari penampung biogas kekompor, kemudian pantik pada bagiannozzle dengan korek/pemantik digester m, dilengkapidengan menambah pemurni methanauntuk meningkatkan kualitas pellet absorben dilakukansetiap 6 bulan Cara pemeliharaan1. Bersihkan reaktor bio-digester danbak inlet dengan Hindarkan membersihkan dengan airmengandung khlorin kaporit, airsabun, air sampo atau sejenisnyakarena akan membuat mikroba yangmenfermentasi sampah menjadi Gunakan air sumur, air hujan, airselokan atau air yang tidakmengandung zat di Penyebab terjadinya kebakaran pt globalmitra proteksindo, 20171. Bahan yang mudah terbakar, yaitubarang padat, cair atau gas kayu,kertas, tekstil, bensin, minyak,acetelin, dll..2. Panas pada lingkungannya memilikisuhu yang tinggi sumber panas darisinar matahari, korsleting listrik,panas dari energi mekanikgesekan, reaksi kimia, dankompresi Adanya zat asam yang kandungan kadar O2yangsemakin besar, maka api akanmenyala semakin hebat, sedangkanpada kadar oksigen kurang dari12%, tidak akan terjadi pembakaranapi. Dalam keadaan normal, kadarO2di udara bebas berkisar 21%,maka udara memiliki keaktifanpembakaran yang faktor tersebut saling mengikatdengan kondisi yang cukup diperhatikan apabila salah satudari tiga unsur di atas tidak ada, makatidak mungkin akan terjadi setiap kebakaran yang terjadi dapatdipadamkan dengan dengan beberapacara PT Global Mitra Proteksindo,2017, yaitu Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAN INSTALASI ALAT UNTUK MENGKONVERSI LIMBAH TANAMAN MENJADIe-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR KOMPOR GAS DENGAN CARA SEDERHANAVolume 2 No. 1, Maret 2020 Sitaresmi, Fathaddin, Widiatni, Ridaliani, Mega18a. Menurunkan suhunya di bawah Menghilangkan zat Menjauhkan barang-barang yang Mengurangi kadar/persentase O2padabenda-benda yang mudah terbakar,seperti bahan yang berasal dari HASIL DAN PEMBAHASANGas metana dengan CO2 disebut biogasdengan perbandingan 6535. Limbah yangdiproses menjadi kompos memerlukanpersyaratan dasar tertentu. Demikian jugadalam proses pembusukan limbah menjadibiogas, membutuhkan syarat-syarat pembuatan biogas denganmenggunakan daun kering sebaiknyadicampurkan dengan limbah organik, sepertilimbah dari rumah tangga, kotoran ternakatau kotoran manusia, dimana untukmenghasilkan biogas maka perbandinganbahan yang dicampur adalah 43% darilimbah organik dan 27% sisa limbah organik dengan air dibuatdengan perbandingan 1 1. Setelah itumasukkan bahan biogas kedalam reaktor,sebanyak 1000 liter, selanjutnya didalamreaktor tersebut akan berlangsung prosespembusukan yang menghasilkan ditunggu selama 10 hari, makapenampung biogas akan kelihatanmenggembung dan mengeras, itu merupakanciri khas bahwa biogas sudah terbentuk, danbiogas sudah bisa digunakan untuk plastik reaktor biogas di goyang-goyang, agar terjadi penguraian yangsempurna, dan gas yang terbentuk dibagianbawah akan naik keatas, lakukan juga padasetiap pengisian pengisian bahan pembuat biogasselanjutnya dapat dilakukan setiap hari,dengan memasukkan lebih kurang 40 literpagi dan sore pengolahan biogas berupa lumpur,secara otomatis akan keluar setiap kalidilakukan pengisian bahan biogas limbahtanaman.Perbandingan antara unsur C dan N sangatmenentukan kualitas dari daya senyawa organik dari limbahkotoran hewan menjadi CH4 gas metanadan CO2, membutuhkan komposisi rasioC/N antara 20-25. Sehingga apabilamenggunakan rumput saja, maka C/N > 65,sehingga perbandingan CH4CO2 6535tidak akan tercapai. Apabila perbandinganhanya bernilai 4555 atau 5050 atau 4060,maka hasil biogasnya akan mempunyaikualitas daya bakar yang rendah atau kurangmemenuhi syarat sebagai bahan energi. Jugasebaliknya, kalau limbah yang digunakanberbentuk kotoran hewan, dengan rasio C/Nsekitar 8, maka produksi biogas akanmempunyai perbandingan antara CH4 danCO2 9010 Hambali, 2007.Dengan nilai ini maka hasil biogas jugabesar kualitas bakarnya, sehingga akanmembahayakan pengguna. Sehingga alattersebut sebaiknya diletakkan diudara lain yang perlu diperhatikan, yaitu rasioC/N terlalu tinggi atau terlalu rendah akanmempengaruhi proses terbentuknya ini disebabkan karena proses biologiyang memerlukan persyaratan hiduptertentu, seperti juga air yang terkandung dalam bahanyang digunakan harus tepat. Air mempunyaiperan sangat penting di dalam prosespembusukan sehingga terbentuk limbah yang digunakan berbentukkotoran hewan kering yang dicampurdengan sisa-sisa tanaman rumput atausayuran bekas makanan, atau dengan limbahlainnya yang juga kering, maka diperlukanpenambahan air. Tapi berbeda apabilalimbah yang akan digunakan berbentuklumpur yang sudah mengandung bahanorganik tinggi. Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAN INSTALASI ALAT UNTUK MENGKONVERSI LIMBAH TANAMAN MENJADIe-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR KOMPOR GAS DENGAN CARA SEDERHANAVolume 2 No. 1, Maret 2020 Sitaresmi, Fathaddin, Widiatni, Ridaliani, Mega19Suhu reaktor selama proses berlangsungharus dijaga. Suhu lingkungan hidup bakteriprosesor biogas adalah antara 27ºC - temperatur tersebut, prosespembuatan biogas akan berjalan sesuaidengan waktunya. Tetapi berbeda halnya,jika temperatur terlalu rendah dingin, makawaktu untuk menjadi biogas akan menjadilebih lama. Kehadiran bakteri prosesor ataubakteri yang mempunyai kemampuanmenguraikan limbah tanaman dari pembusukan limbah tidak selalumenjadi CH4 yang diharapkan sebagaibahan bakar. Agar keberadaan mikrobapembuat biogas berkembang dengan baik,maka sebaiknya digunakan bahan aditif yangdisebut dengan stater, yaitu bahan atausubstrat yang dipastikan mengandungmikroba metana sesuai dengan pembuatan biogas, udara sama sekalitidak diperlukan. Keberadaan udaramenyebabkan gas CH4 tidak akan itu, bejana pembuat biogas harusdalam kondisi tertutup tersebut merupakan syaratdasar agar proses pembuatan biogas berjalandengan baik. Gambar 4 dan 5 adalah fotoketua dan para anggota pelaksana PKM,serta masyarakat 4. Para Peserta Dan Instruktur DalamAcara Sosialisasi Pemasangan Alat BiogasGambar 5. Para Instruktur Dalam AcaraSosialisasi Pemasangan Alat BiogasLangkah-langkah preventif untuk mencegahkebakaran Dalam sosialisasi ini sangat penting untukdisampaikan penyebab dan penanggulanganterjadinya kebakaran, karena tangki reaktorakan dipenuhi dengan bahan bakar biogasyang dapat terbakar apabila kondisi udaraterlalu panas. Oleh karena itu, tangki reaktordapat diletakkan di luar ruangan yang teduhdan tidak terkena sinar matahari langsung,kemudian dijauhkan dari jangkauan anak-anak. Selain itu, tangki reaktor harus diceksetiap saat, jika terjadi kebocoran KESIMPULANDari hasil kegiatan PKM, maka dapatdisimpulkan bahwaKadar Air mempunyai peran sangatpenting di dalam proses pembusukansehingga terbentuk biogas.Hasil dari pembusukan limbah tidakselalu menjadi CH4yang diharapkansebagai bahan bakar.Untuk pembuatan biogas denganmenggunakan daun kering sebaiknyadicampurkan dengan limbah organik,Suhu reaktor selama proses berlangsungharus dijaga. Suhu lingkungan hidupbakteri prosesor biogas adalah antara27ºC - 28ºC.Proses pembuatan biogas memakanwaktu selama 10 hari. Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia SOSIALISASI DAN INSTALASI ALAT UNTUK MENGKONVERSI LIMBAH TANAMAN MENJADIe-ISSN 2721-0634, p-ISSN 2684-9011 BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR KOMPOR GAS DENGAN CARA SEDERHANAVolume 2 No. 1, Maret 2020 Sitaresmi, Fathaddin, Widiatni, Ridaliani, Mega20Perbandingan antara unsur C dan Nsangat menentukan kualitas dari dayabakarnya. Komposisi terbaik adalah rasioC/N antara 20-25.Kualitas bakar yang besar, akanmembahayakan pengguna. Sehingga alattersebut sebaiknya diletakkan diudaraluar.Secara umum, kegiatan ini dapatmemberikan manfaat yang baik dari sisimateri, seperti pengetahuan tentangpengelolaan dan pemanfaataan limbahyang menjadi energi alternatif.Harapan dari masyarakat setempat adalahagar kegiatan ini dapat diadakan kembaliuntuk disosialisasikan kepadalingkungan masyarakat yang lebih luaslagi, termasuk dapat mempraktekkanpenggunaan alat tersebut.Dengan waktu yang disediakan WIB, dirasakan kuranguntuk menyampaikan materi-materitersebut sehingga belum sempatmemberikan detail materi.Apabila masyarakat serius dalammemanfaatkan limbah, maka tidak perlulagi merasa ketergantungan terhadapLPG.Para peserta memberikan respon yangsangat baik terhadap kegiatan ini, karenatopik yang disampaikan sesuai dengankebutuhan yang dihadapi olehmasyarakat pada umumnya dan jugamateri yang disampaikan dapat diterimadengan baik, mereka berharap dapatsegera dilaksanakan dalam waktu dekat.Proses pembuatan biogas ini sudah lamadisosialisasikan, namun ada beberapadesa yang belum pernah mendapatkaninformasi mengenai pembuatan biogasdari limbah Terima KasihTerima kasih ditujukan kepada1. Dekan Fakultas Teknologi Kebumiandan Energi FTKE, Bapak Dr. Ir. AfiatAnugrahadi, yang telahmemberikan izin, serta dorongan baikmoril maupun Bapak Subagia Muhtar, SH, MH, selakuKepala Bagian Tata Usaha FTKE yangtelah memberikan tempat untukpelaksanaan kegiatan PengabdianKepada Hambali, Siti Mujdalipah, ArmansyahHalomoan tambunan, Abdul WariesPattiwiri, dan roy Hendroko. Bioenergi. Jakarta AgromediaPustakaMarlina, Ekawati. Rahman, BiogasSumber energi alternatifPT Cipta Visi Sinar Mandiri, Manual Book,Biodigester 1000ml, 2017PT Global Mitra Proteksindo. Benny. 2020. Gas-Gas PenyebabEfek Rumah S. 2010. Biogas. Jakarta Sri. 2011. Menghasilkan Biogasdari Aneka Limbah Medan Sri. 2013. Panduan PraktisBiogas. Jakarta Penebar VioletHatta, 2007. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Penyebab Efek Rumah KacaBenny PurbaPurba, Benny. 2020. Gas-Gas Penyebab Efek Rumah Kaca.
No Tanggal Jenis Kegiatan 1 24-Jan-10 Pembelian buku "SUPERCARBON BAHAN BAKAR ALTERNATIF" di Gramedia Jakarta Barat 2 3-Mar-10 (1) Pembelian 1 buah golok (2) Pembelian Baskom, ember tutup dan centong (3) Pembelian Sagu dan Korek di Bara (4) Pembelian 1 buah kaleng ukuran 50 kg (5) Pembelian 1 buah gelas ukur 3 4-Mar-10 (1) Pembelian 1 buah
Ilustrasi Contoh Hambatan Menggunakan Biogas Foto UnsplashBiogas dinilai sebagai energi terbarukan yang ramah lingkungan. Energi ini masih termasuk dalam bioenergi, sebab berasal dari biomassa yang menjadi produk material organik yang usianya relatif buku Pemanfaatan Biogas Sebagai Energi Alternatif Ramah Lingkungan Daerah Desa Monggol, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta oleh Faiz Akbar Prihutama, dkk. 2017, biogas merupakan hasil akhir degradasi dan fermentasi pada kondisi lingkungan ini, biogas banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan sumber energi terbarukan dalam rumah tangga, misalnya penerangan, pengganti gas untuk memasak, dan lain samping pemanfaatan tersebut, terdapat beberapa hambatan penggunaan biogas. Namun sebelum membahasnya, ada baiknya untuk menyimak pengertian biogas terlebih dahulu lewat pembahasan Contoh Hambatan Menggunakan Biogas Foto UnsplashPengertian BiogasMenurut Sri Wahyudi, MP. dalam buku Panduan Praktis Biogas, biogas adalah campuran gas yang dihasilkan bakteri metanogenik yang terjadi pada material-material yang bisa terurai secara alami dalam kondisi didefinisikan pula sebagai gas yang dihasilkan aktivitas anaerobik yang mendegradasi bahan-bahan organik. Metana CH4 dan karbon dioksida CO2 menjadi kandungan utama dalam biogas. Biasanya kandungan metana mencapai 50-70%, karbon dioksida 30-40%, hidrogen 5-10%, dan gas-gas lainnya dalam jumlah tidak berbau dan berwarna. Energi terbarukan ini memiliki berat 20% lebih ringan dibanding udara dan suhu pembakaran yang berkisar antara 650-750 derajat celcius. Apabila dibakar, biogas akan menghasilkan nyala api berwarna biru Contoh Hambatan Menggunakan Biogas Foto UnsplashManfaat BiogasMengutip buku Budi Daya Sapi Perah Jilid 2 karya Budi Tri Akoso 2012, ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari penggunaan biogas, antara lain1. Mengurangi Ketergantungan Minyak BumiKehadiran bahan bakar biogas dapat mengurangi ketergantungan dari minyak bumi. Penggunaan biogas juga bermanfaat untuk menurunkan emisi gas Sebagai Tenaga Penggerakan Mesin dan MotorBiogas dapat dimanfaatkan sebagai tenaga penggerak motor untuk kendaraan. Dalam perkembangannya, diharapkan pada suatu saat energi biogas bisa mencukupi sebagian kebutuhan energi baru di beberapa belahan Hasil Samping Pembuatan Biogas Sebagai Pupuk OrganikBiogas dapat menghasilkan pupuk kandang organik yang kaya akan nutrisi untuk tanaman. Produksi pupuk organik ini memiliki nilai jual menjanjikan, sehingga bisa dijadikan tujuan utama Contoh Hambatan Menggunakan Biogas Foto UnsplashContoh Hambatan Menggunakan BiogasSeperti dikatakan sebelumnya, terdapat contoh hambatan menggunakan biogas, di antaranyaMembutuhkan biaya tinggi untuk alat instalasi mencari peralatan pengolah biogas di wilayah sosialisasi terkait pembuatan biogas dari mengganggu kesehatan karena limbah hewan bisa menjadi media penularan yang Dimaksud dengan Biogas?Apa Saja Kandungan Utama Biogas?Apa Contoh Pemanfaatan Biogas?
PengertianPenghijauan. "Penghijauan merupakan kegiatan penanaman pada lahan kosong di luar kawasan hutan, terutama pada tanah milik rakyat dengan tumbuhan keras, misalnya jenis-jenis pohon hutan, pohon buah, tumbuhan perkebunan, tumbuhan penguat teras, tumbuhan pupuk hijau, dan rumput pakan ternak. Tujuan penanaman agar lahan tersebut dapat
– Biogas adalah gas alami yang dihasilkan dari pemecahan bahan organik oleh bakteri anaerob dan digunakan dalam produksi energi. Biogas berbeda dengan gas alam karena biogas merupakan sumber energi terbarukan yang diproduksi secara biologis melalui pencernaan utamanya terdiri dari gas metana, karbon dioksida, dan sejumlah kecil nitrogen, hidrogen, serta karbon monoksida. Dikutip dari Encyclopedia Britannica, biogas dapat terbentuk secara alami ditumpukan kompos, sebagai gas rawa, dan sebagai hasil dari fermentasi enterik pada hewan ruminansia. Selain itu, biogas juga dapat dihasilkan dalam digester anaerobik dari kotoran hewan atau sisa tumbuhan yang dikumpulkan dari tempat pembuangan akhir. Baca juga Energi Panas Bumi, Anugerah Melimpah bagi BangsaManfaat biogas Biogas dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan. Umumnya, biogas yang dikompresi dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan. Selain itu, mengutip National Grid, biogas juga digunakan sebagai pengganti gas alam. Jika biogas dibersihkan dan ditingkatkan ke standar gas alam, sumber energi ini dapat digunakan dengan cara yang mirip dengan metana. Penggunaan biogas merupakan teknologi hijau yang memberikan manfaat bagi lingkungan. Teknologi biogas memungkinkan penggunaan yang efektif dari kotoran hewan dan limbah padat. Konversi sampah organik menjadi biogas juga mengurangi produksi gas rumah kaca metana karena pembakaran yang efisien menggantikan metana dengan karbon dioksida. Kekurangan biogas Meski bermanfaat dan ramah lingkungan, biogas memiliki sejumlah kekurangan. Dilansir dari Homebiogas, berikut adalah kekurangan biogas Baca juga Energi Kalor Pengertian dan Jenis-jenis Perubahannya
Prodan kontra otsus ditengah masyarakat masih terus di perbincangkan khususnya di Papua. Namun dengan demikian, banyak para tokoh Daerah; Olahraga; etc. PON Papua 2021; Papua Selatan; Papua Barat; Papua Tengah; Nasional; PON XIX 2016; Pers Rilis; Opini; Primary Menu. Sosial & Politik. 20 Tahun Otsus Sangat Bermanfaat Bagi Masyarakat Papua.
Manfaat Biogas – Energi biogas merupakan salah satu sumber energi alternatif yang sangat potensial karena mempunyai biaya produksi yang rendah. Peternakan sapi adalah salah satu tempat yang dapat menjadi tempat penghasil biogas. Biogas merupakan sumber energi ramah lingkungan yang dapat membantu kita akan ketergantungan terhadap energi listrik, elpiji maupun BBM. Dalam pembuatan biogas membutuhkan teknologi yang dapat memanfaatkan proses fermentasi secara berkelanjutan sampah organik secara anaerobik oleh bakteri untuk menghasilkan gas bakar. Secara sederhana semua sumber limbah organik sebagai bahan dasar biogas akan ditampung pada suatu tempat tertutup. Kemudian dari tepat itu dipasang pipa untuk mengalirkan gas yang dihasilkan. Dampak Biogas Dalam pemanfaatannya, penggunaan biogas juga mempunyai dampak baik positif maupun negatif. Berikut kedua dampak tersebut dari penggunaan biogas sebagai sumber energi alternatif 1. Dampak positif biogas Mengurangi penggunaan gas alam. Memanfaatkan kotoran hewan ternak. 2. Dampak negatif biogas Proses pembuatan biogas yang mungkin dapat mencemari udara. Membutuhkan penanganan khusus dan peralatan yang tidak murah. Manfaat Biogas Namun patut ditekankan disini adalah dalam pemanfaatan kotoran ternak seperti sapi untuk menghasilkan biogas diperlukan syarat terkait yang memenuhi. Syarat ini yaitu aspek teknis, manajemen, sumber daya manusia dan infrastruktur yang layak. Dengan terpenuhinya syarat tersebut maka pemanfaatan biogas di pedesaan akan berjalan dengan optimal untuk memenuhi kebutuhan energi. Selain sebagai sumber energi, biogas juga mempunyai manfaat lain yaitu 1. Menjaga Alam Tetap Lestari Biogas merupakan sumber energi yang ramah lingkungan dan murah, hal ini karena pemanfaatan biogas yang optimal dapat mengurangi volume limbah organik seperti kotoran ternak. Kotoran ternak yang dibiarkan terbuang begitu saja juga dapat mencemari lingkungan apabila terkumpul dalam jumlah besar, selain itu juga akan menimbulkan bau tidak sedap. Selain itu, biogas juga mempunyai pembakaran yang lebih bersih dibandingkan sumber energi lain seperti BBM dan batu bara yang tentunya akan lebih ramah lingkungan. 2. Melawan Efek Rumah Kaca Penggunaan dan pemanfaatan biogas juga dapat menjadi cara untuk melawan efek rumah kaca. Seperti yang kita tahu bahwa efek rumah kaca juga disebabkan karena penggunaan energi yang tidak ramah lingkungan. Biogas dapat melawan efek rumah kaca dengan cara sebagai berikut Menggantikan penggunaan bahan bakar fosil untuk energi listrik maupun kebutuhan memasak. Salah satu penyebab efek rumah kaca adalah gas metana yang dihasilkan dari kotoran ternak. Dengan dimanfaatkannya gas tersebut maka dapat mengurangi jumlah gas metana yang ada di udara sehingga dapat menekan efek rumah kaca. Gas metana yang terbakar dalam pemanfaatan biogas akan menghasilkan karbondioksida yang nantinya dapat diserap oleh tumbuhan untuk menghasilkan oksigen.
Pemberdayaanmasyarakat di bidang seni dan olah raga, dalam kesempatan ini TIM juga melatih komunitas dalam kegiatan Tari "Tarian Bebek Bingar" yang dapat disajikan pada tamu-tamu yang hadir dikawasan ini. Disamping itu KEM juga mendapat latihan Yoga yang sangat bermanfaat untuk menjaga kebugaran dan kesehatan komunitas.
Sistem pembekaran yang terjadi pada tunggu/kompot biomassa tradisional memberi berdampak buruk terhadap kesehatan pengguna karena efesiensi pembakaran yang rendah mengakibatkan timbulnya banyak asap yang menggangu kesehatan pengguna. Pada kegiatan community service ini, diperkenalkan sebuah model kompor biomassa yang telah dikembangkan dan memiliki sistem pembakaran yang lebih sempurna, sehingga efesiensinya jauh lebih baik. Kegiatan ini berbentuk penyuluhan atau sosialisasi yang menjelaskan kepada masyarakat tentang kompor biomassa semi gasifikasi, nilai ekonomis dari penggunaan kompor biomassa semi gasifikasi, kelebihan menggunakan kompor biomassa, dan hubungan efesiensi pembakaran terhadap pembakaran, dampak positif bagi kesehatan serta bagian-bagian penting dari kompor biomassa semi gasifiksi. Setelah itu dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab untuk memantapkan pemahaman mereka terhadap kompor biomassa yang telah dikembangkan serta mencerahkan keraguan mereka. Kegiatan ini berjalan lancar dan diterima baik oleh masyarakat, terlihat dari keaktifan mereka dalam berinteraksi dengan pemateri tentang kompor biomassa selama kegiatan berlangsung. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free DOI eISSN 2714-9692 pISSN 2528-3588 Dapat diakses secara online di Buletin Pembangunan Berkelanjutan Penerbit Universitas Islam Riau UIR Press Kompor Biomassa Sebagai Salah Satu Teknologi Tepat Guna Masyarakat Pedesaan Jhonni Rahman1 1Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau, Jln. Kaharuddin Nasution Km. 113 Marpoyan, Pekanbaru, Riau, Indonesia – 28284 *Penulis koresponden jhonni_rahman Riwayat Dikirim 1 Desember 2021 Direvisi 30 Desember 2021 Diterima 31 Desember 2021 Sistem pembekaran yang terjadi pada tunggu/kompot biomassa tradisional memberi berdampak buruk terhadap kesehatan pengguna karena efesiensi pembakaran yang rendah mengakibatkan timbulnya banyak asap yang menggangu kesehatan pengguna. Pada kegiatan community service ini, diperkenalkan sebuah model kompor biomassa yang telah dikembangkan dan memiliki sistem pembakaran yang lebih sempurna, sehingga efesiensinya jauh lebih baik. Kegiatan ini berbentuk penyuluhan atau sosialisasi yang menjelaskan kepada masyarakat tentang kompor biomassa semi gasifikasi, nilai ekonomis dari penggunaan kompor biomassa semi gasifikasi, kelebihan menggunakan kompor biomassa, dan hubungan efesiensi pembakaran terhadap pembakaran, dampak positif bagi kesehatan serta bagian-bagian penting dari kompor biomassa semi gasifiksi. Setelah itu dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab untuk memantapkan pemahaman mereka terhadap kompor biomassa yang telah dikembangkan serta mencerahkan keraguan mereka. Kegiatan ini berjalan lancar dan diterima baik oleh masyarakat, terlihat dari keaktifan mereka dalam berinteraksi dengan pemateri tentang kompor biomassa selama kegiatan berlangsung. Kata Kunci Tungku tradisional Efisiensi pembakaran Kompor biomassa Kesehatan PENDAHULUAN Sebagai daerah agraris Riau merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi yang sangat besar sebagai sumber energy yaitu biomassa. Dengan banyaknya biomassa yang ada di propinsi Riau, masyarakat pedesaan dapat memanfaatkan biomassa tersebut untuk berbagai kebutuhan. Salah satu bentuk pemanfaatan biomassa yang sering dilakukan di daerah pedesaan ialah sebagai bahan bakar untuk keperluan memasak rumah tangga sehari-hari. Namun, pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar di pedesaan masih belum optimal karena masih menggunakan cara dan alat tradisional yang memberi dampak negative bagi pengguna Pathak et al., 2019. Diantaranya adalah permasalahan ganguan pernafasan pernafasan yang sering ditemukan pada masyarakat pengguna kompor masak tradisional Robin, et al., 1996. Bahkan tidak sedikit masalah tersebut merambah ke anak-anak dibawah umur yang secara tidak sengaja menghirup asap hasil pembakaran dari kompor tradisional ketika memasak. WHO telah mengeluarkan keterangan bahwa lebih dari 10% kematian dini yang terjadi pada anak-anak dibawah 5 tahun akibat penyakit pneumonia yang bersumber dari partikel-partikel halus yang berasal dari asap pembakaran kompor tradisional Statistik WHO, 2014. Dan kasus seperti ini sering terjadi di daerah pedesaan yang memiliki ekonomi relative rendah. Sehingga meskipun mereka menyadari atau merasakan efek buruk dari asap kompor Buletin Pembangunan Berkelanjutan Vol. 5 No. 3, Desember 2021 hal. 1-6 2 H a l a m a n DOI eISSN 2714-9692 pISSN 2528-3588 tradisional, mereka masih terpaksa untuk tetap menggunakannya. Hal ini terjadi karena beberapa kemungkinan alasan, bisa jadi dikarenakan susahnya mendapatkan bahan bakar fosil dan gas karena wilayah yang sulit terjangkau. Bisa jadi karena faktor ekonomi yang tidak memungkinkan bagi masyarakat ekonomi rendah untuk membeli bahan bakar fosil dan gas. Ditambah lagi dengan harga bahan bakar fosil yang terus melambung. Sementara itu di pedesaan masyarakat tidak membutuhkan dana sedikitpun untuk mendapatkan bahan bakar mengingat sumber bahan bakar alami tersedia melimpah disekitar mereka. Sehingga mereka bisa menyisihkan uang mereka untuk keperluan penting lainnnya. Gambar 1 adalah contoh kondisi masyarakat yang menggunakan kompor biomassa tradisional untuk memasak. Foto ini menggambarkan salah satu kebiasaan masyarakat setempat yang sering memasak sambil menggendong anak mereka. Gambar 1. Tungku masak tradisional di pedesaan Giyanto, 2020 Dalam ilmu konversi energi, timbulnya banyak asap akibat pembakaran menunjukkan proses pembakaran secara tradisional masih terlalu jauh dari sempurna. Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti dalam maupun luar negeri efisiensi pembakaran dengan menggunakan cara tradisional masih sangat rendah yaitu sebesar kurang dari 15 % tergantung bahan bakar Julita et al., 2019. Hal ini menunjukkan bahwa potensi energi yang ada pada bahan bakar biomassa masih belum dimamfaatkan dengan baik, sehingga sering menjadi pemborosan dalam penggunaan bahan bakar biomassa. Optimalisasi performa biomassa untuk kebutuhan memasak, dapat dilakukan pada dua aspek, yaitu aspek bahan bakar dan aspek alat pembakaran dalam hal ini adalah kompor. Optimalisasi biomassa dalam aspek bahan bakar biasanya dilakukan dengan membuat bahan bakar biomassa menjadi bentuk yang lebih mudah digunakan dan performa yang lebih baik seperti briket, peningkatan kualitas, dan lain lain Elfiano, 2013; Elfiano et al., 2014. Sedangkan dalam aspek media pembakaran dapat dikembangkan melalui pembuatan model kompor biomassa yang mampu menghasilkan proses pembakaran yang lebih sempurna Rahman, 2015. Untuk masyarakat pedesaan pengembangan kompor biomassa merupakan solusi yang paling tepat dalam mengurangi masalah ditinjau dari berbagai aspek. Sejauh ini sudah banyak model model kompor biomassa yang memiliki efesiensi pembakaran yang memiliki efesiensi pembakaran yang lebih baik dari pada kompor tradisional, seperti kompor biomassa gasifikasi yang telah dikembangkan saat ini Julita et al., 2019. Sistem pembakaran yang terjadi pada kompor gasifikasi jauh lebih bersih dari pada kompor tradisional karena emisi yang dihasilkan jauh lebih sedikit. Sehingga tidak hanya less risk bagi pengguna tetapi juga hemat bahan bakar. Dan yang terpenting adalah penggunaan kompor biomassa dengan performa yang lebih baik mampu meningkatkan Kesehatan pengguna karena efek buruk dari asap sisa pembakaran dapat diminimalisir dengan baik Adler, 2010. Kegiatan community service melalui penyuluhan ini dilakukan untuk beberapa tujuan, yaitu menginformasikan kepada masyarakat setempat dampak negative asap bagi kesehatan pengguna dan orang terdekat mereka yang ditimbulkan ketika memasak menggunakan kompor/tungku tradisional. Buletin Pembangunan Berkelanjutan Vol. 5 No. 3, Desember 2021 hal. 1-6 3 H a l a m a n DOI eISSN 2714-9692 pISSN 2528-3588 Selanjutnya, kegiatan ini juga dilakukan untuk memperkenalkan salah satu model kompor biomassa gasifikasi natural yang dikembangkan oleh Prodi Teknik Mesin Universitas Islam Riau UIR sebagai salah satu solusi implementasi teknologi tepat guna ditengah-tengah masyarakat serta kelebihannya dibandingkan kompor biomassa tradisional. Gambar 2 adalah foto dari kompor biomassa semi gasifikasi hasil pengembangan Prodi Teknik Mesin UIR Rahman, 2015. Gambar 2. Tungku biomassa semi gasifikasi pengembangan Prodi Teknik Mesin UIR METODE PELAKSANAAN Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan di desa Danau Pulai Indah kecamatan Kempas Jaya kabupaten Indragiri Hilir pada tanggal 8 Agustus 2016. Untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan kegiatan ini diatur sedemikian rupa sehingga dapat berjalan dengan baik dari sebelum penyuluhan diadakan sampai akhir kegiatan dengan beberapa tahapan, yaitu, 1. Tahap persiapan Tahapan ini dilakukan dengan menghubungi pihak kelurahan jauh hari sebelum kegiatan dilaksanakan. Hal ini dilakukan untuk menginformasikan pihak pimpinan desa akan maksut dan tujuan kegiatan serta manfaat yang didapatkan dari kegiatan ini. Hal ini juga ditujukan agar informasi mengenai pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebar dengan baik sehingga pengetahuan tentang teknologi tepat guna ini tersampaikan kepada sebagian besar masyarakat. Selain itu, persiapan kelengkapan perangkat pada prototip kompor biomassa yang dipresentasikan sebagai model dicek dengan teliti agar permasalahan teknis tidak terjadi. 2. Tahap penyuluhan Tahapan ini merupakan tahapan inti yang berhubungan langsung dengan masyarakat setempat. Pada tahapan ini kegiatan penyuluhan/sosialisasi kompor biomassa dilaksanakan dengan urutan pengenalan tentang pemanfaatan sumber daya alam. Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian dampak-dampak buruk yang ditimbulkan dari penggunaan tungku tradisional berdasarkan data-data yang meyakinkan dari sumber-sumber terpecaya, memperkenalkan sebuah model kompor biomassa yang memiliki performa yang lebih baik, aman, serta serta hemat pemakaian bahan bakar, dan lain lain. 3. Tahap diskusi Pada tahapan ini interaksi antara narasumber dan perserta dilaksanakan melalui tanya jawab langsung. Dan untuk membuat suasana lebih hidup, diskusi tidak hanya melibatkan dosen dan masyarakat, tetapi juga mahasiswa dari daerah local. Pada tahapan ini diskusi tidak hanya membahas tentang teknologi tepat guna kompor biomassa semi gasifikasi, tetapi juga menerima masukan dari masyarakat setempat tentang masalah-masalah lain yang mereka alami dan teknologi tepat guna lainnya yang mereka butuhkan. Buletin Pembangunan Berkelanjutan Vol. 5 No. 3, Desember 2021 hal. 1-6 4 H a l a m a n DOI eISSN 2714-9692 pISSN 2528-3588 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pembahasan Kegiatan Gambar 3 sampai Gambar 5 menunjukkan suasana kegiatan ketika narasumber memberikan penjelasan kepada peserta penyuluhan, dilanjutkan interaksi tanya jawab dengan perserta penyuluhan dan penjelasan yang lebih spesifik tentang bagian-bagian kompor biomassa gasifikasi. Penyampaian materi penyuluhanMateri penyuluhan tentang kompor biomassa yang disampaikan pada kegiatan ini meliputi penjelasan tentang kompor biomassa, aspek-aspek penting terkait kompor biomassa, alasan dan keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan kompor biomassa, peranan kompor biomassa dalam mengurangi efek buruk hasil pembakaran, sejauh mana energi yang dapat dihemat dengan menggunakan kompor biomassa, serta menjelaskan model dan bagian-bagian dari kompor biomassa yang telah dirancang oleh Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Islam Riau. Ceramah interaktif yang dilakukan dengan bantuan ilustrasi gambar dan foto pada slide power point sangat membantu peserta kegiatan dalam memahami informasi yang disampaikan. Metode ini juga memudahkan dalam penjelaskan contoh-contoh pemanfaatan sumber daya alam disekitar masyarakat yang tidak/belum termanfaatkan untuk diolah dan dijadikan bahan bakar yang dapat digunakan pada kompor biomassa. Pokok pembahasan yang disampaikan adalah sebagai berikut, 1. Teknologi tepat guna di rumah tangga, 2. Alasan memasak dengan menggunakan kayu/biomassa, 3. Kerugian memasak dengan menggunakan kompor biomassa tradisional, 4. Bahaya yang ditimbulkan oleh asap sisa pembakaran kompor tradisional, 5. Keuntungan memasak dengan rancangan kompor biomassa, 6. Model dan bagian-bagian dari rancangan kompor biomassa, 7. Bahan bakar yang dapat digunakan pada kompor biomassa. Pengalaman-pengalaman yang telah dialami oleh peserta dalam hal memasak dengan menggunakan kompor/tungku tradisional maupun pertanyaan yang berhubungan dengan materi penyuluhan disampaikan pada sesi diskusi dan tanya jawab, sehingga materi yang disampaikan lebih jelas dipahami dan manfaat yang dirasakan terkait dengan masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh kebanyakan orang tua. Selain itu hal-hal lain yang dirasakan oleh masyarakat terkait dengan cara pengolahan sampah untuk menjadi sesuatu yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar juga didiskusikan bersama untuk mencari solusi yang tepat dan sesuai dengan kondisi masyarakat setempat. Termasuk juga didalamnya membahas tentang teknologi-teknologi tepat guna yang dibutuhkan oleh masyarakat setempat. Gambar 3. Penyampaian materi penyuluhan oleh narasumber Buletin Pembangunan Berkelanjutan Vol. 5 No. 3, Desember 2021 hal. 1-6 5 H a l a m a n DOI eISSN 2714-9692 pISSN 2528-3588 Gambar 4. Tanya jawab dengan peserta penyuluhan Gambar 5. Penjelasan detail tentang fungsi setiap bagian kompor biomassa 2. Evaluasi Kegiatan Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat yang terjadi dalam melaksanakan program pengabdian pada masyarakat ini. Secara garis besar faktor pendukung dan penghambat tersebut dapat kami jelaskan sebagai berikut a. Faktor Pendukung 1 Tersedia fasilitas yang memadai berupa laptop, proyektor, kamera digital, pengeras suara dan pointer dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini, 2 Antusiasme para peserta yang cukup tinggi terhadap materi penyuluhan, 3 Dukungan dari pihak Kantor Desa yang menyambut baik pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan membantu tim pengabdian mengatur waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan, 4 Ketersediaan dana pendukung dari Lembaga Pengabdian pada masyarakat LPM-UIR guna penyelenggaraan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini b. Faktor Penghambat 1. Peserta penyuluhan terdiri dari berbagai perbedaan kalangan usia dan latar belakang pendidikan sehingga ada kekhawatiran materi yang disampaikan tidak dapat ditangkap sepenuhnya, terutama untuk warga yang latar belakang pendidikannya sangat rendah. 2. Keterbatasan waktu untuk pelaksanaan penyuluhan sehingga beberapa materi tidak dapat disampaikan secara baik. Buletin Pembangunan Berkelanjutan Vol. 5 No. 3, Desember 2021 hal. 1-6 6 H a l a m a n DOI eISSN 2714-9692 pISSN 2528-3588 3. Tempat pelaksanaan didalam ruangan sehingga tidak dapat dilakukan demostrasi untuk melihat bagaimana kinerja kompor biomassa dibandingkan kompor tradisional yang telah ada dimasyarakat. KESIMPULAN Program pengabdian pada masyarakat berupa penyuluhan mengenai keunggulan kompor biomassa dibandingkan kompor-kompor tradisional terhadap kesehatan dan penghematan bahan bakar ini diharapkan mampu menambah wawasan, pengetahuan dan mampu memberikan solusi terhadap permasalahan penggunaan kompor biomassa dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu pada kesempatan ini juga diperkenalkan pengembangan kompor biomassa semi gasifikasi dan bagian-bagian-bagian penting di dalam kompor biomassa semi gasifikasi hasil rancangan Program Studi Teknik Mesin Universitas Islam Riau. Dengan diperkenalkan bagian-bagian dari kompor biomassa semi gasifikasi diharapkan masyarakat sekitar dapat mencontohnya, membuat dan menggunakan model kompor tersebut untuk kebutuhan memasak. Selain itu bagi masyarakat yang memiliki kemampuan/skill dalam membuat kompor tersebut, maka hal ini dapat dijadikan sebagai sarana baru dalam meningkatkan taraf hidup mereka. Program kegiatan penyuluhan ini disertakan dengan modul materi sehingga peserta dapat mengambil pelajaran/informasi mengenai perbandingan menggunakan kompor biomassa semi gasifikasi dengan kompor-kompor biomassa tradisional yang dipergunakan oleh masyarakat selama ini. Kegiatan ini mendapat sambutan sangat baik dari seluruh peserta dan dinas terkait yang terbukti dengan keaktifan peserta mengikuti penyuluhan dengan tidak meninggalkan tempat sebelum waktu penyuluhan berakhir, serta adanya permintaan masyarakat setempat untuk diadakan kembali kegiatan lanjutan tentang workshop cara pembuatan kompor biomassa semi gasifikasi. UCAPAN TERIMA KASIH Terimakasih kepada Universitas Islam Riau atas izin dan dukungan finansial sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan baik. Begitu juga halnya kepada pihak kelurahan desa Pulai Indah Kec. Kempas Jaya Kab. Indragiri Hilir, telah bersedia menerima kami dan menyebar luaskan informasi kegiatan ini kepada masyarakat desa Pulai Indah. DAFTAR PUSTAKA Adler, T., 2010. Better Burning, Better Breathing; Improving Health with Cleaner Cook Stoves. Enviromental Health Perspectives, 1183. Elfiano, E., Natsir, M., & Indra, D. 2014. Analisa Proksimat Briket Bioarang Campuran Limbah Ampas Tebu dan Arang Kayu. In Seminar Nasional Teknik Mesin Universitas Trisakti. Elfiano, E. Analisa Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi. Giyanto, G. 2020. Kajian Preferensi Penggunaan Kompor Biomassa Pelet kayu Sebagai Alternatif pengganti Tungku Tradisional. In Prosiding Seminar Nasional NCIET. 11, 6-19. Julita, R., Rionaldo, H., Andrio, D., & Zulfansyah, Z. 2019. Performa kompor gasifikasi champion stove. Pathak, U., Kumar, R., Suri, T. M., Suri, J. C., Gupta, N. C., & Pathak, S. 2019. Impact of biomass fuel exposure from traditional stoves on lung functions in adult women of a rural Indian village. Lung India Official Organ of Indian Chest Society, 365, 376. Rahman, J. 2015. Perancangan Kompor Biomassa Yang Bebas Polusi. Jurnal Relevansi, Akurasi Dan Tepat Waktu RAT, 41, 555-561. Robin, L. F., Lees, P. S., Winget, M., Steinhoff, M., Moulton, L. H., Santosham, M., & Correa, A. 1996. Wood-burning stoves and lower respiratory illnesses in Navajo children. The Pediatric infectious disease journal, 1510, 859-865. World Health Organization. 2014. World Health Statistics ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. Tina AdlerEvery morning and evening, millions of women in India spend an hour or two cooking their rice, dal, curry, and roti or other flat bread. Most will prepare their meals over a smoky, 3-stone open fire or a traditional clay or brick cook stove called a chulha. The stoves burn a mix of wood, hay, or cow dung that the women collect from around their homes or, at times, far from the safety of their villages. The old-fashioned chulhas cook slowly, imparting a delicious flavor to the food that many Indians love. But everyone—from the women cooking their meals to international health experts—knows the smoke from the fires has a dark side, literally and figuratively. Users say the smoke burns their eyes and blackens their pots and kitchen walls. Climatologists such as Veerabhadran Ramanathan, a professor at the University of California, San Diego, say the black carbon soot from the smoke, which blankets the villages, contributes to anthropogenic climate change. Health experts report that smoke exposure increases the risk of numerous diseases. “Day in and day out, and for hours at a time, women and their small children breathe in amounts of smoke equivalent to consuming two packs of cigarettes per day,” the World Health Organization WHO reported in the 2006 report Fuel for Life Household Energy and Health. To date, the few nongovernmental organizations, companies, and development and public health agencies that have tried to replace these traditional stoves have met with only isolated successes in large-scale programs. Now India intends to launch one of the largest improved cook stove initiatives in the world, its government announced in December 2009. Although several other governments have stove replacement programs, India’s has a larger potential than most. Clean-stove experts warn there is no one perfect stove or stove program that will solve India’s—or any other country’s—problem with smoke exposure. “Almost certainly, we need a range of options for different groups defined by geography, socioeconomic level, and culture,” says Nigel Bruce, a consultant to the WHO and senior lecturer at the University of Liverpool. “It is possible that a common technology could be at the core of these, but I would not assume that either.”Background Acute lower respiratory illnesses ALRI have been associated with exposure to domestic smoke. To examine further this association, a case-control study was conducted among Navajo children seen at the Public Health Service Indian Hospital at Fort Defiance, AZ. Methods Cases, children hospitalized with an ALRI n = 45, were ascertained from the inpatient logs during October, 1992, through March, 1993. Controls, children who had a health record at the same hospital and had never been hospitalized for ALRI, were matched 11 to cases on date of birth and gender. Home interviews of parents of subjects during March and April, 1993, elicited information on heating and cooking fuels and other household characteristics. Indoor air samples were collected for determination of time-weighted average concentrations of respirable particles <10 μm in diameter. Results Age of cases at the time of admission ranged from 1 to 24 months median, 7 months; 60% of the cases were male. Matched pair analysis revealed an increased risk of ALRI for children living in households that cooked with any wood odds ratio OR, 95% confidence interval CI, to had indoor air concentrations of respirable particles ≥65 μg/m3 90th percentile OR 95% CI to and where the primary caretaker was other than the mother OR 9, 95% CI to Individual adjustment for potential confounders resulted in minor change <20% in these results. Indoor air concentration of respirable particles was positively correlated with cooking and heating with wood P < but not with other sources of combustion emissions. Conclusions Cooking with wood-burning stoves was associated with higher indoor air concentrations of respirable particles and with an increased risk of ALRI in Navajo Proksimat Briket Bioarang Campuran Limbah Ampas Tebu dan Arang KayuE ElfianoM NatsirD IndraElfiano, E., Natsir, M., & Indra, D. 2014. Analisa Proksimat Briket Bioarang Campuran Limbah Ampas Tebu dan Arang Kayu. In Seminar Nasional Teknik Mesin Universitas Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Non-KarbonisasiE ElfianoElfiano, E. Analisa Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Preferensi Penggunaan Kompor Biomassa Pelet kayu Sebagai Alternatif pengganti Tungku TradisionalG GiyantoGiyanto, G. 2020. Kajian Preferensi Penggunaan Kompor Biomassa Pelet kayu Sebagai Alternatif pengganti Tungku Tradisional. In Prosiding Seminar Nasional NCIET. 11, of biomass fuel exposure from traditional stoves on lung functions in adult women of a rural Indian villageR JulitaH RionaldoD AndrioZ ZulfansyahU PathakR KumarT M SuriJ C SuriN C GuptaS PathakJulita, R., Rionaldo, H., Andrio, D., & Zulfansyah, Z. 2019. Performa kompor gasifikasi champion stove. Pathak, U., Kumar, R., Suri, T. M., Suri, J. C., Gupta, N. C., & Pathak, S. 2019. Impact of biomass fuel exposure from traditional stoves on lung functions in adult women of a rural Indian village. Lung India Official Organ of Indian Chest Society, 365, Health Organization. 2014. World Health Statistics
lHfZb3I. 243 392 172 418 254 271 311 206 120
penggunaan kompor biogas sangat bermanfaat bagi masyarakat daerah karena dapat